Kamis, 14 Desember 2017

Hari ke #10 Mengajarkan kemandirian pada Dedey

Memasuki hari kesepuluh, tentu saja masih di RS, Dedey tenyata sudah bisa mengetahui kapan mau pipis atau pup. Awal-awal di RS, ketika mau pipis dia tidak mau pipis di pampers, maunya di kamar mandi. Tapi lama kelamaan karena suster bilang jangan bolak balik kamar mandi, Dedey akhirnyapipis di pampers.

Ini menunjukkan tanda awal kemandirianmya untuk mengatur pipis dan pup. Mungkin ke depannya saya akan mengajarinya toilet training.


#harikesepuluh
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Hari ke #9 Melatih Kemandirian Dedey

Di Rumah Sakit emosi Dedey masih naik turun, karena dia tidak nyaman dengan kondisi di dalam tubuhnya, namun Dedey belajar untuk mau minum obat. Mengapa hal ini sangat penting? Karena Dedey tipikal anak yang sulit sekali minum obat. Untuk meminumkan obat kepadanya harus gontok-gontokan dulu. Bahkan pernah harus dipengangi oleh 2 orang.

Alhamdulillah kali ini Dedey mau minum obat sendiri. Meskipun terkadang harus agak diancam, mau diminumin sama mama atau suster. Tentu saja Dedey lebih memilih diminumin sama mamanya.


#harikesembilan
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Hari ke #8 Melatih Kemandirian Dedey

Hmm..judul postingannya berubah ya mam, soalnya ada kejadian yang tidak dapat diprediksi. Dedey demam dari jumat sore kemarin, berlanjut ke hari sabtu. Sabtu siang hari ternyata Dedey kembali kejang. Kejang demam berlangsung selam kurang dari 2 menit. Langsung saya masukkan obat kejangnya kemudian minta si Kakak untuk menelepon opung karena ayahnya sesang bertugas hari itu. Segera saja Dedey dilarikan ke rumah sakit terdekat yaitu RS Santo Yusuf. Semenjak itu hingga tulisan ini diposting, Dedey belum keluar dari RS.

Ketika Dedey sakit jelas saya tidak bisa mengajaknya untuk menyikat gigi sebelum tidur, karena kondisi psikisnya juga sedang tidak bagus. Namun, di RS Dedey belajar untuk mau minum air putih banyak-banyak karena selama 5 hari di RS, demamnya turun namun belum kembali normal ke suhu 36 derajat. Sepanjang itu pula Dedey belajar untuk mau minum banyak agar panasnya tidak terlalu tinggi


#harikedelapan
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Kamis, 07 Desember 2017

Hari ke #7 Melatih Kemandirian Anak-anak untuk Gosok Gigi sebelum Tidur Malam

Hari ini Dedey dan Mbak pulang dari rumah opungnya dalam keadaan mengantuk. Tampaknya seharian ini aktifitas fisik yang mereka lakukan cukup berlebihan. Sesampainya di rumah, ayahnya juga minta dimasakin makanan karena sedang tidak enak makan. Akhirnya anak-anak diperbolehkan nonton tv terleboh dahulu sembari menunggu saya masak.

Setelah beres masak, saya minta anak-anak untuk mematikan tv. Mereka menurut. Mbak bahkan mengatakan ingin pipis dulu sebelum tidur. Tampaknya Mbak yang malah semakin mandiri untuk melakukan kegiatan sebelum tidur. Dedey karena ikut-okutan Mbak tentu saja mau masuk kamar mandi dan ikut-ikutan ingin pipis. Langsung saja saya ajak pula mereka gosok gigi. Walaupun dedey belum terlihat mandiri untuk gosok gigi, namun dia sudah mau ikut Mbaknya melakukan kegiatan sebelum tidur.

#hariketujuh
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Selasa, 05 Desember 2017

Hari ke #6 Melatih Kemandirian Anak-anak untuk Gosok Gigi sebelum Tidur Malam

Hari ini pulang dari kantor, saya menjemput anak- anak dari rumah opungnya. Rupanya Dedey badannya agak hangat. Opung menyuruh saya membeli bye bye fever untuk ditempel di dahi Dedey.

Sampai di rumah, Dedey langsung minta ditempel bye bye fever. Saya menawarkan susu botol kepadanya dan ia setuju. Saya pikir sehabis minum susu dia akan langsung tertidur. Ternyata dia belum mau tidur. Mendengar Kakak pulang ngaji, Dedey langsung turun dari tempat tidur. Sata tanya,"Dedey belum ngantuk?" "Belum", jawabnya.

Karena Kakak belum makan malam, saya sediakan makanan untuknya. Kakak juga makan sedikit makanan ringan bervetsin. Dedey tampak ingin makan juga. Ketika saya tawarkan, dia bilang dia lagi sakit. Ruoanya dia tahu kalau lagi sakit tidak makan makanan bervetsin, karena takut tenggorokannya sakit. Malam ini Dedey tidak gosok gigi karena Dedey lagi sakit dan tidak berminat ke kamar mandi, mama pun lagi tidak enak badan.

#harikeenam
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Hari ke #5 Melatih Kemandirian Anak-anak untuk Gosok Gigi Sebelum Tidur Malam

Malam ini Dedey dan Mbak main masak-masakan sebelum tidur. Mereka asyik bermain sampai waktu menunjukkan pukul 8 malam. Tumben-tumbennya ni anak-anak tidak minta nonton tv. Selesai bermain, mereka saya ajak tidur. Rupanya Mbak berinisiatif untuk membereskan mainan. Dedey pun jadinya ikut-ikutan membereskan mainannya.

Setelah mainan beres, saya ajak dulu anak- anak menggosok gigi, alhamdulillah semuanya mau gosok gigi. Walauoun setelah gosok gigi Dedey kembali minta nenen susu botol, hehe. Setidaknya dia sudah ada keinginan dan pembiasaan untuk menggosok gigi sebelum tidur.

#harikelima
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Hari ke #4 Melatih Kemandirian Anak-anak untuk Gosok Gigi sebelum Tidur Malam

Hari ini agendanya hanya makan bakso di Baso Boedjangan dekat rumah di sore hari. Anak- anak hanya bermain di rumah dari pagi hingga siang hari karena cuacanya agak panas dengan angin yang cukup kencang.

Karena sudah makan yang berserat, malamnya anak-anak saya ajak untuk gosok gigi sebelum tidur, mereka semakin bersemangat karena sudah dibiasakan pada hari- hari sebelumnya.

#harikeempat
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Hari ke #3 Melatih Kemandirian Anak-anak Gosok Gigi Sebelum Tidur

Memasuki hari ke-3 tantangan melatih kemandirian. Hari Sabtu ini rada hectic, karena saya harus belanja ke pasar untuk memenuhi stock makanan, juga harus bayar pajak kendaraan bermotor. Awalnya semua berjalan lancar, saya belanja ke pasar bersama anak-anak. Ayah dan kakak mengambil nomor antrian di lucky square untuk pembayaran pajak. Namun ternyata ktp yang seharusnya digunakan adalah ktp ibu saya, bukan ktp saya. Segera saya minta Ayah untuk mengambil nomor antrian lagi, dan kami langsung pulang.

Dengan alasan kepraktisan, Dedey kami tinggalkan di rumah opungnya. Untung saja sehari sebelumnya saya meminjam mainan perosotan ke rumah, jadi Dedey rada anteng. Kami pergi berempat menggunakan motor. Pulang dari membayar pajak, kami pergi ke baltos karena Ayah inginenjahit baju batik. Otomatis kami sampai di rumah sore hari sekitar jam 3. Dedey pun baru pulang ke rumah jam 4.

Malamnya ketika anak- anak mulai mengantuk, saya ajak kembali untuk menggosok gigi. Mungkin karena masih berusia 2 tahun, Dedey belum terbiasa untuk menggosok giginya, sehingga harus diingatkan kembali. Namun untuk urusan di kamar mandi, setelah ketemu air, tentu saja ia senang. Memamg untuk anak usia 2 tahun kita harus terus mengulang-ulang agar dia terbiasa dan mau melakukan tanpa diperintah.


#hariketiga
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian


Jumat, 01 Desember 2017

Hari ke #2 Melatih Kemandirian Anak-anak untuk Gosok Gigi Sebelum Tidur

Hari Jumat ini, karena hari libur, maka kami sekeluarga pergi berjalan-jalan. Jalan-jalannya tentu saja tidak ke tempat outdoor, karena badai siklon dahlia membuat angin di luar terasa lebih dingin. Akhirnya sehabis ayah jumatan, kami berangkat ke ciwalk. Disana anak-anak bermain mandi bola. Anak-anak bermain mandi bola selama setengah jam. Disana dedey belajar untuk bersosialisasi dan berbagi mainan dengan teman yang lain. Masalah muncul ketika waktu sudah habis, sedangkan dia masih mau bermain. Saya bernegosiasi dengannya untuk main 2x perosotan lagi sebelum pulang, dan dia mau, walaupun itu juga sudah dibujuk bujuk agar segera keluar dari area permainan.

Kami pulang dari ciwalk maghrib, otomatis anak-anak sudah kelelahan, mengajak untuk gosok gigi mungkin agak susah, akhirnya saya ajak saja dedey mandi. Karena kegemarannya adalah main air. Maka dia mau saja mandi. Apalagi tadi habis dibelikan mainan bayi beserta ember mandinya. Dedey pun akhirnya mau mandi sambil memandikan boneka bayi.


#harikedua
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Hari ke #1 Melatih Kemandirian Anak-anak untuk Gosok Gigi Sebelum Tidur

Saat ini saya memasuki game level ke #2 di kelas Bunda Sayang IIP. Tema yang harus dilakukan adalah melatih kemandirian. Kemandirian ini bisa dilatih untuk anak, pasangan, bahkan diri sendiri. Kali ini saya akan berikhtiar menumbuhkan kemandirian anak-anak untuk mau menggosok gigi sebelum tidur. Well, sebenarnya ini sih pe er sekeluarga, soalnya kami semua suka lupa gosok gigi sebelum tidur, termasuk saya juga, hehehe. Tapi, khusus untuk tantangan kali ini saya akan lebih spesifik menceritakan tentang perjalanan dedey melatih kemandiriannya.

Dedey, 2 tahun 10 bulan, masih amat tergantung dengan saya. Walaupun terkadang dia tipe yang nekat, maksudnya kalau ada keinginan dia pasti akan lakukan, seperti memanggil tukang jualan yang lewat depan rumah. Dia bukan tipikal anak pemalu, namun kalau ada sedikit saja yang mengganggu kepercayaan dirinya, atau ada yang membuatnya takut, kepercayaan dirinya itu langsung runtuh. Banyak sekali kemandirian yang harus saya bangun untuknya, salah satunya adalah aspek emosi. Mengapa aspek emosi yang saya munculkan? Karena dedey masih berlatih terus untuk memgendalikan dirinya, dan jika menginginkan sesuatu cenderung lebih agresif, contohnya adalah berguling-guling di lantai mal.

Nah pada hari pertama ini dedey dan anak- anak yang lain belajar untuk gosok gigi sebelum tidur malam. Dedey, yang pada dasarnya senang main air, tentu saja sangat menyukai kegiatan main air ini. Hari pertama dilewati dengan relatif mudah. Semua anak-anak mau diajak untuk gosok gigi sebelum tidur. Tidak lupa saya juga menyelipkan pentingnya merawat gigi pada anak-anak agar besok harinya mereka mau gosok gigi malam lagi. 

#harikesatu
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Sabtu, 11 November 2017

Hari ke #10 Mbak belajar toilet training


Hari ini hari ke-10 Mbak belajar toilet training. Mbak sudah terbiasa dengan rutinitas sebelum tidur malam. Mungkin karena setiap hari saya selalu mengingatkannya untuk melakukan ritualmya.

Dari 10 hari, 2 hari Mbak sempat ngompol di kasur, itupun karena cuaca Bandung lagi super dingin. Untuk mengantisipasinya, saya akan membangunkan Mbak untuk pipis di kamar mandi pada tengah malam.

Di hari ke-10 ini, Mbak tidurnya agak rewel. Tampaknya dia tertular adiknya. Mbak bilang mulutnya sakit. Ketika saya lihat ternyata ada sariawan besar di mulutnya.

Semalaman saya nyaris tidak bisa tidur, Mbak dan Dedek sama sama rewel. Saya terbangun 6-7 kali semalam itu. Pikir saya, mungkin Mbak bakalan ngompol ni kalau rewel seperti itu. Ternyata meskipun rewel, Mbak gak ngompol loh, hebat ih Mbak...


#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay

Hari ke #9 Mbak belajar toilet training

Sudah lewat 1 minggu Mbak tidur tanpa diapers. Sekarang Mbak semakin percaya diri dan sudah tidak minta dipakaikan diapers lagi ketika tidur.

Hari ke-9 ini pun dilalui tanpa mengompol, karena Mbak sudah tahu bahwa sebelum tidur dia harus pipis terlebih dahulu, kemudian diusahakan tidak minum susu sebelum tidur.

Sekarang Mama yakin Mbak pasti bisa tidur tanpa diapers selamanya, karena Mbak sudah besar :)



#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay

Kamis, 09 November 2017

Hari ke #8 Mbak belajar toilet training

Hari ini hujan mengguyur semenjak pagi hingga malam hari. Bandung benar-benar terasa dingin. Infonya beberapa ruas jalan di kota Bandung banjir, bahkan jalan layang Pasupati juga banjir. Kalau banjir seperti ini hanya bisa berdoa, "Allahummaa shayyiban naafian", berikanlah hujan yang memberikan manfaat, Ya Allah...

Hari ini memasuki hari ke #8 Mbak tidak pakai diapers, dan karena hujan yang tak henti-henti, kali ini Mbak kembali mengompol. Dia mengompol sekitar tengah malam, dan jam 1 malam, ketika saya bangun, saya pun membangunkannya untuk segera ganti baju agar tidak masuk angin. Sambil mengganti bajunya, saya ajak ngobrol,"Mbak kalau lagi tidur terus kerasa pipis, Mbak mau bangun kan?" Dia pun mengangguk setuju.

Mungkin selain pipis sebelum tidur, Mbak juga harus dibangunkan tengah malam untuk mencoba pipis lagi, ya? Mudah-mudahan nanti malam emaknya juga kebangun biar bisa bangunin anaknya untuk pipis ya.... :) Semangat!!!


#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay

Hari ke #7 Mbak belajar toilet training

Alhamdulillah, hari ini memasuki hari ke #7 Mbak tidak pakai diapers, Mbak semakin rutin untuk pipis dulu sebelum tidur, bahkan sekarang tanpa disuruh Mbak langsung pipis dulu sebelum tidur. Itu berarti sounding yang saya lakukan kepadanya berhasil. Namun yang masih menjadi kendala adalah ketika cuaca dingin, Mbak malah terlelap tidur, sehingga akhirnya ngompol, seperti kemarin. Emaknya juga masih meraba-raba untuk mencari solusinya. Apakah teman-teman punya pengalaman yang sama? Saya tunggu komennya ya...

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay

Selasa, 07 November 2017

Hari ke #6 Mbak belajar toilet training

Hari ke#6 ini ternyata Mbak ngompol lagi di perlak :( Tentu saja emak sedih. Seluruh ritual sudah dilakukan dengan baik. Sebelum tidur Mbak sudah pipis terlebih dahulu, dan sebelum tidur sudah diingatkan kembali untuk bangun kalau terasa ingin pipis. Mungkn cuaca Bandung sedang dingin-dinginnya sehingga Mbak pun tak kuasa dan mengompol kembali di perlak.

Paginya saya godain si Mbak, "Mbak ngompol ya?". Mbak bilang, "Iya Ma".
"Yuk mandi aja."

Dan pagi itu Mbak mandi jam 4.30

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay

Hari ke #5 Mbak belajar toilet training

Memasuki hari ke #5 Mbak belajar toilet training, ada satu hal yang saya pelajari, selain dengan adanya komunikasi yang produktif, orangtua dan anak harus sama sama konsisten menjalankan apa yang diinginkan. Dalam hal toilet training ini, saya dan Mbak harus sama-sama konsisten dan mengingatkan untuk buang air terlebih dahulu sebelum tidur.

Di hari ke-5 ini, karena saya terus-terusan mengajaknya ngobrol agar mau untuk tidak memakai diapers lagi, Mbak pun jadi terbiasa ketika akan tidur dia akan pipis terlebih dahulu. Bahkan tanpa disuruh pun dia langsung ke kamar mandi. Paginya pun Mbak tidak ngompol lagi, emak sungguh bahagia loh Nak...


#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay

Senin, 06 November 2017

Hari ke #4 Mbak belajar toilet training

Setelah 3 hari kemarin terlewati dengan sangat baik, saya memberikan apresiasi kepada Mbak dengan pelukan. Mbak pun sangat senang, karena selain karena dia dipeluk oleh emaknya, juga karena dia berhasil tidur tanpa memakai diapers.

Salah satu kunci dari toilet training ini adalah komunikasi yang produktif. Mungkin selama ini saya sendiri juga belum yakin kalau Mbak bisa tidur tanpa diapers, namun dengan adanya komunikasi yang produktif, baik saya maupun Mbak sama-sama saling menguatkan bahwa dia bisa tidur tanpa diapers, dan saya pun harus yakin kalau dia bisa.

Di hari ke #4 ini pun Mbak berhasil tidur tanpa diapers lagi. Mudah-mudahan Mbak bisa terus seperti ini ya nak...



#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsay


Minggu, 05 November 2017

Hari ke #3 Mbak belajar toilet training

Hari ke #1 dan ke #2 berhasil dilalui Mbak tanpa ngompol di kasur. Emaknya pun bahagia...

Hari ke #3, tanpa disuruh, Mbak langsung pipis menjelang jam tidurnya. Ternyata Mbak sudah sangat mengantuk. Tak disangka dia langsung naik ke tempat tidur, dan kali ini dia tidur tanpa dialasi perlak. Emaknya tentu saja tambah dag dig dug ser... Tapi kenapa tidak dicoba ya. Apalagi siangnya Mbak sudah diajak kembali mengobrol perihal toilet training ini, dan sebelum tidur pun anaknya sudah mau minta pipis terlebih dahulu.

Akhirnya setengah malam ini dilalui Mbak tanpa perlak, namun ketika ayahnya bangun tengah malam, anaknya langsung dialasi perlak. Ayahnya belum pd ni anaknya bobok tanpa perlak.

Mbak pasti bisa berhasil, mama yakin kok nak, Mbak bisa.....


#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 04 November 2017

Hari ke #2 Mbak belajar toilet training

Alhamdulillah hari ke #1 berhasil dilalui Mbak tanpa kendala. Walaupun emaknya dag dig dug ser karena takut anaknya ngompol di kamar, tapi ternyata Mbak berhasil.

Sebagai reward, emaknya menyisipkan kata-kata, "Mbak hebat ya udah bisa tidur pakai cd aja", dan anaknya tampak gembira bukan kepalang.

Di hari ke #2 ini, karena emaknya pulang kantor lebih malam dari biasanya, emaknya harus mendapati kenyataan bahwa si Mbak sudah mengantuk ketika pulang. Alhasil percakapan yang dilakukan lebih sedikit dari hari pertama, bahkan hanya searah, mungkin lebih tepatnya kali ini Mbak diberikan doktrin saat sebelum tidur. Tentunya masih dengan kata-kata yang sama, dan ajakan untuk pipis dulu sebelum tidur. Ternyata sang anak, walaupun sedang mengantuk, mau untuk diajak ke kamar mandi untuk pipis. Mungkin dalam hati kecilnya, Mbak pun ingin sekali tidur tanpa pampers, makanya ketika diajak pipis langsung mau.

Mudah-mudahan hari ke#2 toilet training ini kembali berjalan lancar, doakan ya....

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip


Kamis, 02 November 2017

Hari ke #1 Mbak belajar toilet training

Mbak, 3y8m, masih suka ngompol di malam hari. Itu sebabnya dia masih saya pakaikan pampers di malam hari. Mengingat usianya semakin bertambah dan demi mengurangi budget untuk beli pampers (haha emak-emak irit) maka emaknya ini berniat untuk mengajari Mbak toilet training di malam hari. Kebetulan pula emaknya ini sedang mengikuti kelas bunda sayang dengan tema, "komunikasi produktif", tema yang sangat pas untuk sounding pada Mbak agar tidak menggunakan pampers di malam hari.

Malam ini dimulai dengan duduk bertatapan dengannya sambil ngobrol, "Mbak nanti malam pakai cd aja ya ", dia pun mengangguk. Emaknya gak nyangka anaknya bakal setuju. "Mbak kan udah besar ya, nanti sebelum tidur mbak pipis dulu ya", dia pun lantas menjawab, "Mbak mau pipis sekarang, Ma".

Segera kami masuk ke kamar mandi. Ah mumpung mau sekalian aja emaknya ngajakin anak-anak gosok gigi. "Siapa yg mau gosok gigi?". Anak-anak kompak berteriak, "Saya!!!". Berhubung anak- anak sedang bersemangat, sekalian saja saya ajak gosok gigi sambil berdoa semoga ini berlanjut. Si kecil bahkan menawar, "Dedek mau mandi, Ma". Sambil menunggu Mbak pipis, saya pun menyiram tubuh si kecil beberapa kali agar badannya terasa agak segar. Memang Bandung beberapa hari ini terasa agak gerah.

Setelah selesai prosesi di kamar mandi, anak-anak lalu saya ajak tidur, tidak lupa pula membawakan perlak yang dialasi kain untuk alas tidur Mbak. Sambil dikeloni, saya bisikkan sama Mbak, "Mbak nanti kalau mau pipis bangun ya". Dia pun mengangguk.

Ternyata menyounding Mbak untuk tidak pakai pampers di malam hari, relatif lebih mudah daripada si Kakak. Mohon doanya ya, mudah-mudahan hari ke #1 toilet training Mbak berhasil....

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip


Jumat, 16 Juni 2017

NHW#5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar

Pada NHW#5 kali ini kami ditugasi oleh teteh fasil untuk membuat desain pembelajaran. Desain pembelajaran untuk siapa? Pertama-tama tentunya untuk saya sendiri. Saya harus mendesain pembelajaran untuk diri saya sendiri agar kelak mampu mengajarkan bagaimana caranya belajar kepada anak-anak saya.
Pertama-tama yang saya lakukan tentunya adalah dengan mengenali diri saya sendiri terlebih dahulu. Saya adalah tipikal orang yang cenderung introvert, kinestetik dan visual. Untuk belajar, saya lebih senang membaca atau melihat, kemudian menuliskannnya di buku agar “nempel”.  Menurut William Glasser dalam diagram ‘How We Learn’, ternyata belajar dengan cara membaca seperti yang biasa saya lakukan hanya akan membuat kita mengingat 10% dari yang kita baca, sedangkan dengan melihat dan mendengar hanya akan membuat kita mengingat 50% dari yang kita pelajari.  Masih menurut William Glasser,  cara belajar yang terbaik adalah dengan cara mengajarkan orang lain (teach).
Ibu sebagai pendidik anak-anak, tentunya hidup di jaman yang berbeda dengan jaman anaknya ketika kelak menjadi orangtua. Jaman orangtua kita dulu jarang sekali ada anak laki-laki yang pergi berduaan dengan wanita, berbeda dengan jaman sekarang ketika kita bisa melihat laki-laki dan perempuan berduaan di mana saja. Fitnah dunia semakin kejam, dan semoga Allah swt memberikan kemampuan bagi kita sebagai ibu untuk mendidik anak-anak kita dengan baik.
Pada materi NHW#5 disebutkan bahwa untuk belajar bagaimana caranya belajar, kita dan anak-anak perlu belajar 3 hal, yaitu:
  1. Belajar hal berbeda
Kita harus belajar apa saja yang bisa:
-          Menguatkan iman
-          Menumbuhkan karakter yang baik
-          Menemukan passion (panggilan hatinya)
  1. Cara belajar yang berbeda
Jika dahulu kita belajar bagaimana caranya menjawab, maka sekarang kita harus terampil untuk bertanya dan berpikir skeptik.
  1. Semangat belajar yang berbeda
Semangat belajar yang harus kita tumbuhkan adalah untuk memahami subjek, bukan sekadar untuk mendapatkan nilai.
Berdasarkan materi NHW#5 tersebut, desain pembelajaran saya untuk memahami ilmu parenting dan keluarga guna mendidik anak-anak saya  ialah dengan cara:
  1. Membaca kembali literatur-literatur mengenai Agama, pengasuhan yang Islami, psikologi anak, manajeman rumah tangga, pernikahan, cara belajar.
  2. Mengikuti seminar-seminar mengenai parrenting dan keluarga.
  3. Berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki pengalaman dan para praktisi.
  4. Menerapkannya dalam kehidupan keluarga.
  5. Mengobservasi hasilnya.
  6. Mendiskusikan dengan suami  apakah metode tersebut cocok atau tidak diterapkan dalam keluarga saya.
  7. Mengulang prosesnya.

 Demikianlah desain pembelajaran yang coba saya buat dan laksanakan. Mudah-mudahan desain pembelajaran ini memudahkan saya untuk dapat belajar memahami anak-anak kami, dan semoga  usaha ini mendapatkan pahala dari Allah swt.

Jumat, 09 Juni 2017

HHW#4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

NHW#4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah
Setelah beberapa minggu kemarin saya mempelajari tentang adab menuntut ilmu, Menjadi Ibu Profesional kebanggan keluarga dengan membuat Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan, dan Membangun Peradaban dari dalam rumah, maka minggu ini pada materi Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, saya harus mentapkan teknis-teknis pelaksanaan untuk dapat mendidik anak-anak sesuai dengan fitrah yang diberikan oleh Allah swt.

Pada NHW#4 ini saya harus mereview kembali apakah saya akan tetap memilih ilmu parenting sebagai salah satu jurusan ilmu di Universitas Kehidupan. Sebagai seorang ibu dengan 3 putri, tentu saja saya akan tetap mempelajari ilmu parenting untuk dapat mendidik anak-anak saya dengan baik. Membantu menemukan fitrah yang telah diberikan oleh Allah swt atas anak-anak saya, agar mereka mampu menjadi pemimpin yang baik di dunia, dan kembali berkumpul di JannahNya.

Setelah melihat lagi NHW#2 dan melihat pembahasan dari teteh fasil, ternyata checklist harian saya masih kurang memenuhi unsur SMART. Untuk NHW#2 akan saya coba buat kembali untuk lebih spesifik, measurable dan timebond.

Setelah membaca dan merenungkan kembali NHW#3, saya mencoba merenungkan kembali maksud Allah menciptakan saya di muka bumi ini. Saya adalah seorang ibu yang bekerja di ranah publik dan berkeinginan untuk meninggalkan ranah publik, Di usia 32 tahun dan 7 tahun pernikahan, Allah mengaruniakan 3 orang putri kepada saya untuk dididik dengan baik agar kelak mampu menjadi perempuan yang shalih dan bisa mendidik anak-anaknya dengan baik.

Misi Hidup: Menjadi Ibu sekaligus istri yang shalih
Bidang: Parenting Islami
Peran: Ibu dan istri

Untuk dapat menjadi ibu dan istri yang shalih saya harus mampu menetapkan ilmu-ilmu yang harus dikuasai. Ilmu yang harus saya kuasai adalah:
Ilmu Agama: Ilmu-ilmu keagamaan, bagaimana beribadah kepada Allah swt dan bagaimana menjadi istri yang shaleh
Ilmu Pendidikan Anak: Ilmu seputar pengasuhan anak

Milestone yang saya tetapkan adalah sebagai berikut:
Tahun pertama: Memantapkan ilmu agama

Tahun kedua: Memantapkan ilmu pendidikan anak

Kamis, 01 Juni 2017

NHW#3 Membangun Peradaban dari dalam Rumah


Maha Suci Allah yang menciptakan makhlukNya berpasangan. Mempertemukan tulang rusuk yang bengkok dengan pasangannya. Sama seperti kita, meskipun satu kota tidak pernah sekalipun kita bertemu sebelumnya. Hingga sebuah saluran komunikasi mempertemukan kita. Aku tidak pernah merasa mengundangmu berteman, begitu juga dirimu. Namun seiring waktu kita saling bertukar kisah hidup sehari-hari.Hingga pada saat itu, 29 Juni 2008 dirimu mengajakku untuk ta’aruf. Awalnya aku menolak, karena merasa belum siap. Namun dirimu terus meyakinkanku jika aku berkata belum siap, maka kapan lagi aku akan belajar mempersiapkan diri untuk menikah.

Tantangan pertama yang harus aku taklukkan adalah menyampaikan kepada orangtuaku bahwa ada seorang laki-laki yang mengajakku untuk ta’arufdan menikah. Aku adalah seorang yang introvert, tidak pandai mengungkapkan apa yang ada dalam benakku. Sampai sekarang pun aku masih harus belajar untuk mengungkapkan perasaanku. Akhirnya melalui perantara omku, ayahku pun tahu bahwa ada yang mengajakku untuk ta’aruf. Ibuku bahkan tidak percaya dan meragukanku.

Tibalah saatnya kau datang ke rumahku dan menyampaikan keinginanmu untuk taaruf kepada orangtuaku. Mungkin dirimu berharap aku ada disana, duduk bersama orangtuaku. Namun saking introvert dan malunya, aku hanya mampu mendengarkan percakapanmu dengan orangtuaku di balik dinding.


Akhirnya bulan Maret 2009 dirimu mengkhitbahku, dan pada 11 Oktober 2009 kita menikah.

Awal menikah kita sudah harus berpisah karena aku ditugaskan pelatihan selama 3 minggu. Di tahun pertama banyak penyesuaian yang kita lakukan, karena memang sebelum menikah kita belum saling mengenal sifat kita satu sama lain. Sifatku yang cenderung mengikuti arus kau tutupi dengan ketegasanmu, begitu pula ketergesaanmu ku tutupi dengan kesabaranku.. Seiring dengan berjalannya waktu, kita pun saling belajar untuk melengkapi satu dan lainnya.

Di tahun pertama kita menikah,  Allah swt mengaruniakan seorang putri, Hasna, anak pertama kita, seorang anak yang cerdas, berkeinginan kuat, dan kreatif. Tiga tahun kemudian lahirlah Sofia, anak yang penurut, rapi, daterorganisir. Selang 3 bulan dari kelahiran Sofia, aku kembali diberikan amanah kehamilah sehingga sembilan bulan kemudian lahirlah Alya, seorang anak yang berkeinginan kuat dan tidak mudah putus asa.

Alhamdulillah Allah swt juga melancarkan rezeki keluarga kita sehingga kita memiliki sebuah rumah di lingkungan yang baik, dekat dengan masjid, dekat dengan sekolah formal maupun keagamaan untuk anak-anak. Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh Allah swt untuk dapat mendidik anak-anak kita dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan fitrah mereka. 

Jumat, 26 Mei 2017

NHW#2 CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

Minggu ini saya memasuki minggu kedua kelas Matrikulasi Ibu Profesional Batch#4. Tema yang dibahas pada minggu ini adalah, "Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga". Temanya sungguh menarik dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan keluarga, namun NHWnya sungguh menantang dan membuat saya memutar otak. Suami pun menjadi orang yang saya ajak diskusi untuk menyelesaikan tugas minggu ini.

Alhamdulillah beberapa minggu sebelum mengikuti kelas Matrikulasi Ibu Profesional, saya juga mengikuti kelas Webinar bersama Rumah Inspirasinya Mas Aar dan Mbak Lala. Materi mengenai "10 Keterampilan Dasar Anak" inilah yang saya jadikan acuan untuk mengerjakan NHW#2 kali ini, dengan ditambahkan poin-poin yang saya buat sendiri.

Berikut adalah Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan:
  1. Sebagai Individu
1.       Membangun hubungan yang baik dengan Allah swt
-          Melaksanakan shalat wajib di awal waktu dan berjamaah.
-          Melaksanakan shalat sunnah sekali sebelum atau sesudah shalat wajib
-          Melaksanakan qiyamullail setiap hari
-          Melaksanakan shaum di bulan ramadhan
-          Melaksanakan shaum sunnah setiap bulan
-          Tilawah 10 halaman sehari
-          Berinfak setiap minggu
-          Menabung untuk naik haji
2.       Mengurus Diri Sendiri
-          Mengembangkan titik kendali diri
-          Mengetahui pola makan yang baik
-          Mengetahui pola tidur yang baik
-          Mengetahui pola aktivitas sehat
-          Membangun produktivitas
3.       Menjaga Kesehatan dan Keselamatan
-          Menjaga keselamatan diri dari bahaya
-          Mempraktekkan kebiasaan hidup sehat
-          Mengenali resiko dan penanganan apabila terjadi bahaya
4.       Literasi
-          Membaca dan mengerti aneka sumber teks
-          Mengolah dan mengguankan aneka informasi untuk keseharian
-          Berfikir kritis saat menggunakan informasi
-          Belajar otodidak menggunakan sumber belajar yang tersedia
5.       Berkomunikasi
-          Mengungkapkan ide yang ada di benaknya
-          Mengenali aneka perasaan dan dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik
-          Mengerti dan dapat menjawab perintah, merespon pertanyaan yang diajukan orang lain secara lisan dengan baik
-          Mampu mengapresiasi orang lain
-          Mampu bernegoisasi
6.       Melayani
-          Menumbuhkan empati terhadap orang lain
-          Melatih rasa tanggung jawab
-          Melatih diri untuk berkonstribusi
7.       Menghasilkan Makanan
-          Mampu bercocok tanam
-          Mampu berbelanja
-          Mengolah bahan pangan
-          Memasak
8.       Perjalanan Mandiri
-          Menyiapkan kemandirian
-          Membangun kepercayaan diri
-          Terampil menggunakan kendaraan pribadi
-          Mampu menggunakan kendaraan umum
-          Mampu melakukan perjalanan kemanapun dan kembali dengan selamat
9.       Memakai Teknologi
-          Mampu memanfaatkan teknologi yang ada untuk kehidupan sehari-hari
-          Mengenal batas, hukum, dan etika
-          Menggunakan teknologi secara produktif
10.   Mengelola Keuangan Pribadi
-          Mampu bertransaksi dengan orang lain, membuat pilihan yang benar saat bertransaksi
-          Terampil bertransaksi dengan setting sosial yang beragam
-          Mampu berbelanja dengan tanggung jawab
-          Mendapatkan penghasilan
-          Berinvestasi
11.   Bekerja
-          Menghasilkan karya sesuai dengan minat dan kemampuan

(sumber: materi webinar Rumah Inspirasi, “10 Keterampilan Dasar penting dipelajari setiap anak sebagai pondasi kehidupan bahagia dan berkualitas”, oleh  Sumardiono, dengan tambahan dari saya pribadi)

  1. Sebagai Istri
1.       Sehubungan dengan perintah Allah
-          Menuruti perintah suami
-          Menjaga diri ketika suami tidak di rumah
2.        Mengurus Diri Sendiri
-          Menurunkan berat badan 5 kg sampai dengan akhir tahun 2017
-          Makan makanan yang memerlukan sedikit pengolahan
-          Memperbanyak minum air putih
-          Menjaga emosi ketika berbicara dengan suami
-          Menjaga penampilan ketika berada di rumah
3.       Menjaga kesehatan dan keselamatan
-          Menjaga kesehatan suami
-          Mengajak suami untuk melakukan pola makan, pola istirahat, dan pola  aktivitas yang sehat
-          Menjaga kebersihan tempat tinggal
4.       Berkomunikasi
-          Mengungkapkan ide yang ada di benaknya
-          Mengenali aneka perasaan dan dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik
-          Menanggapi dengan baik ketika suami mengajak mengobrol
-          Tidak mudah ‘ngambek’
5.       Melayani
-          Melayani kebutuhan suami dengan ikhlas
-          Melayani keperluan suami dengan baik
-          Mengasuh anak-anak dengan baik (lebih detail dalam checklist indikator sebagi ibu)
6.       Menghasilkan makanan
-          Memasak masakan kesukaan suami
-          Mengatur menu masakan agar suami tidak bosan
7.       Perjalanan Mandiri
-          Selalu meminta izin suami ketika akan keluar rumah
8.       Mengelola keuangan
-          Menjadi pengelola keuangan keluarga yang andal
-          Selalu bersikap sederhana
-          Cerdas berbelanja
-          Tidak mudah tergoda rayuan iklan

  1. Sebagai Ibu (untuk anak saya yang berusia 6, 3, dan 2 tahun)
1.       Sehubungan dengan perintah Allah
-          Mendidik anak untuk mengenal Allah dan Rasulullah serta rukun iman lainnya
-          Mendidik anak untuk belajar shalat (mengajarkan bacaan shalat, mengajarkan surat-surat di juz 30 dan muraja’ah setiap hari)
-          Mendidik anak untuk belajar mengaji
-          Mendidik anak untuk belajar shaum
-          Mendidik anak untuk belajar berinfak
2.       Mengurus Diri Sendiri
-          Menjaga emosi diri ketika menghadapi anak-anak kapanpun dan dimanapun
-          Menjaga kesehatan diri  agar mampu merawat kesehatan anak
-          Mengajarkan kendali diri kepada anak
-          Mengajarkan cara mandi dan menggosok gigi yang baik kepada anak
-          Mengajarkan cara membereskan tempat tidur
-          Mengajarkan cara membereskan mainan sendiri
3.       Menjaga Kesehatan dan Keselamatan
-          Mengajarkan pentingnya kesehatan dan keselamatan kepada anak
-          Mempraktekkan kebiasan hidup sehat
-          Mengajarkan cara penyelamatan diri dari bahaya
4.       Berkomunikasi
-          Menanggapi  cerita anak dengan bahagia
-          Mendorong anak untuk belajar mengungkapkan pendapatnya
-          Mendorong anak untuk mampu mengenali aneka perasaan dan dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik
5.       Melayani
-          Mengajarkan kemandirian kepada anak
-          Mengajarkan anak untuk membereskan sendiri mainannya
-          Mengajarkan untuk mengerjaan pekerjaan rumah sehari-hari kepada anak
-          Mengajarkan untuk membantu saudara yang butuh bantuan (melayani orang lain)
6.       Menghasilkan Makanan
-          Mengajarkan kepada anak bagaimana cara bercocok tanam
-          Mengajarkan cara mengolah makanan
-          Memasak masakan kesukaan anak sambil mengajarkan cara memasak kepada anak
7.       Perjalanan Mandiri
-          Mengajarkan naik sepeda
-          Mengajarkan cara berjalan di jalan raya agar selamat
8.       Memakai Teknologi
-          Mengajarkan anak menggunakan peralatan elektronik yang ada di rumah (seperti kompor, rice cooker, blender, TV)
-          Mengajarkan anak menggunakan gadget untuk pembelajaran
-          Membatasi penggunaan gadget dan TV pada anak maksimal 3 jam sehari
9.       Mengelola Keuangan Pribadi
-          Mengajarkan anak untuk menabung
-          Mengajarkan anak untuk tidak tergoda iklan
-          Mengajarkan kepada anak membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan
10.   Bekerja
-          Mengajarkan anak untuk berdagang

-          Mengajarkan anak untuk membuat karya yang bisa dijual


Tulisan ini saya jadikan acuan pula untuk checklist di keluarga kami.

Kamis, 18 Mei 2017

NHW#1 ADAB MENUNTUT ILMU

Ilmu  yang akan saya tekuni di Universitas Kehidupan ini adalah ilmu parenting (pengasuhan anak).
Alasan saya ingin menekuni ilmu tersebut adalah karena saya adalah seorang ibu yang diamanahi 3 orang putri oleh Allah SWT. Allah memerintahkan kita untuk menjaga keluarga (termasuk anak-anak) dari siksa api neraka (QS At Tahrim 6:66). Salah satu bekal yang harus saya miliki untuk melaksanakan perintah Allah tersebut adalah dengan menekuni ilmu parenting (pengasuhan anak) sehingga saya mampu mengarahkan anak-anak sesuai dengan fitrah yang diinginkan Allah, yaitu menjadi khalifah (pemimpin) di dunia dan memberikan bekal kepada mereka untuk bekal kembali ke kampung akhirat.
Strategi yang akan saya lakukan untuk menuntut ilmu tersebut diantaranya adalah dengan cara-cara berikut:
  1. Membaca buku mengenai pengasuhan anak.
  2. Mengikuti seminar-seminar parenting (baik online maupun offline).
  3. Mengikuti komunitas-komunitas parenting (salah satunya adalah IIP).
Ketiga langkah tersebut saya lakukan sebagai bekal untuk mengaplikasikan cara pengasuhan yang baik kepada anak-anak saya. Apabila terjadi kegagalan atau menghadapi sesuatu yang belum pernah dihadapi sebelumnya, saya akan meminta bantuan kepada teman-teman yang ada di komunitas parenting untuk saling berbagi pengalaman pengasuhan anak. Apabila perlu maka saya akan bertanya kepada para ahli.
Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, ada beberapa perubahan sikap yang harus saya perbaiki dalam proses mencari ilmu, dan ini lebih ke pribadi saya, yakni:

  1. Menghindari sikap yang “merasa” sudah lebih tahu dan lebih paham ketika ilmu sedang disampaikan.
  2. Berusaha untuk selalu mengulang ilmu yang telah diperoleh.
Sikap “merasa” sudah lebih tahu akan membuat kita meremehkan ilmu yang didapat, padahal bisa jadi ilmu yang kita remehkan itulah yang nantinya akan sangat bermanfaat untuk kita. Proses mengulang ilmu yang telah diperoleh akan membuat ilmu tersebut lebih “menempel”, apalagi apabila ilmu tersebut langsung kita praktekkan, niscaya akan selalu kita ingat.