Sabtu, 02 Juni 2018

Semua Anak adala Bintang #10

Di bulan Ramadhan kali ini, Mbay belajar untuk berpuasa. Paginya dia akan sahur bersama Mamak, Ayah, dan Kakaknya, namun di siang hari Mbay berbuka, kemudian melanjutkan lagi puasa hingga sore hari.

Sore ini sepulang dari kantor, Mamaknya mengajak Mbay dan Dedey jalan kaki ke Padasuka. Rencananya Mamak yang kehabisan uang cash ini akan ke indomaret untuk tarik uang secara tunai, yang akan digunakan untuk belanja ta'jil. Sampai disana ternyata untuk pengambikan tunai harus ada minimal pembelanjaan 25 ribu rupiah. Dedey yang udah kesengsem berat sama kinderj#y yang ada di meja kasir langsung mengambil makanan (mainan?) tersebut. Ternyata itu adalah makanan yang berhadian mainan. Setelah membeli ta'jil, kami pun kembali ke rumah.

Mbay yang melihat Dedey dapat mainan dari produk tersebut langsung minta ke Ayahnya untuk dibelikan. Ayah bilang Mbay harus nabung supaya bisa beli mainan itu. Mbay menjawab, "Mbay punya kok tabungan, hasil jualan stiker ke Ririn." Anak ini memang sangat berkeinginan kuat.

Semua Anak adalah Bintang #9

Sebagai seorang auditori, Mbay tentunya selalu senang bercerita. Namun, sebagai seorang auditori pula, Mbay sangat tidak suka pembicaraannya dipotong. Ini yang kadang-kadang menjadi bahan tangisan dengan saudara-saudaranya yang lain, yang memang cenderung auditori juga. Mereka akan sama-sama berusaha mendapatkan perhatian Mamaknya untuk bercerita, namun satu sama lain tidak suka jika ceritanya tersebut disela oleh Saudaranya yang lain.

Jelas saja ini akan membuat Mamaknya juga pusing, namun sebagai orangtua, Mamaknya harus bisa bersikap adil, dan apabila ada kejadian potong-memotong pembicaraan, maka Mamaknyalah yang akan terpasa menjadi wasit untuk mementukan siapa yang akan berbicara terlebih dahulu.

Semua Anaka adalah Bintang #8

Mbay anak yang cerewet, khas cewek banget deh pokoknya. Semua hal pasti ditanyakan, mulai dari kenapa sih Matahari bulat, sampai kenapa sih Mama Mens. Bikin deg-degan banget kan. Kadangkala Mbay sudah tahu jawabannya, dan dia hanya ingin tahu apakah kita tahu.

Pernah suatu hari Mbay ikut Ayahnya naik motor mengantarkan Kakak ke sekolah. Ayahnya bilang sepanjang jalan berangkat hingga pulang dari sekolah Kakak, Mbay tidak berhenti berbicara. Jadi meskipun dia terkadang karakternya visual, auditori masih mendominasi karakternya.

Mungkin bakat Mbay yang seperti ini biasa diasah agar dia mampu berbicara di depan umum dan menjadi seorang pembicara yang andal.


Semua Anak adalah Bintang #7

Mbay merupakan anak yang cenderung visual. Dia akan memilih baju dengan komposisi warna yang bagus menurutnya. Bahkan samapai bisa ada baju yang baru dibeli dan tidak cocok untuknya maka akan tidak pernah dipakai olehnya. Bayangkan saja ada kata, " Itu mah gak matching Mak," yang keluar dari bibir seorang anak berumur 4 tahun.

Sama seperti pagi ini, saking sibuknya mempersiapkan masakan, Mamak hampir lupa menyiapkan baju untuk Mbay. Dengan sisa waktu yang ada, Mamak mengambil dengan asal pakaian yang akan dikenakan Mbay. Tentu saja Mbay protes, "Mama, Mbay gak suka baju itu, warnanya gak matching sama leging Mbay."

Mamaknya cuma bisa melongo melihat Mbay yang ngeloyor balik ke lemari pakaian sambil mengambil baju yang lain.

Semua Anak adalah Bintang #6

Sungguh tidak mudah memiliki seorang anak seperti Mbay, yang taat pada aturan, sedangkan Mamaknya ini terkadang masih abai. Ada kalanya Mamaknya males memakaikan anaknya celana panjang, maka Mbay sendiri yang akan meminta Mamaknya memakaikannya celana panjang. Alasan yang dikemukakannya juga sangat logis, supaya Mbay gak digigit nyamuk. Nah untuk memakaikan celana Mbay itu tentu Mamak memerlukan effort yang sangat kuat untuk melawan kemalasan.

Namun untuk dapat mendidik anak yang taat pada aturan agar lebih baik lagi tentu butuh semagat yang sangat tinggi. Kalau anaknya saja mau berkorban, masa sih Mamaknya gak....

Semua Anak adalah Bintang #5

Mbay adalah anak yang cenderung penurut. Mungkin memang di usia sepertinya saat ini, anak-anak sedang dalam masa menurut pada orangtuanya. Momen ini tentu saja dimanfaatkan oleh Mamaknya untuk membuat anak-anak, khususnya Mbay mau melakukan sesuatu yang akan berguna bagi kesehatannya.

Mamaknya selalu mengingatkan Mbay untuk rajin munum air putih. Apabila air kencingnya berwarna kuning, maka Mamak mengatakan Mbay kurang banyak minum. Maka Mbay akan berusaha minum cukup banyak agar pipisnya tidak terlalu kuning.

Yang mendasari Mamaknya melakukan edukasi tentang hubungan antara warna air kencing dan banyaknya minum adalah Kakaknya yang pernah terkena infeksi saluran kencing (ISK). Saat itu Kakaknya terkena demam, Mamaknya minta Kakak untuk banyak minum, memang dia banyak minum, namun malas untuk pipis terus-menerus, sehingga pada akhirnya terserang ISK.

Terkadang Mamak pun mengatakan bahwa anak-anak harus makan banyak sayur agar Pupnya tidak keras. Mbay yang penurut pun akan mau makan sayuran.

Ada sedikit sisi jelek dari sifat gampang penurut ini, Mbay bisa dengan mudah dipengaruhi oleh temannya untuk melakukan sesuatu yang menurut temannya itu baik.

Semua Anak adalah Bintang #4

Mbay sangat senang menggambar. Ketika mewarnai, dia terlihat sangat berhati-hati agar tidak keluar garis. Malam tadi, Mamaknya mengajari Mbay untuk mewarnai di buku aktivitas Kakaknya. Mbay sangat pandai memadu padankan warna.

Mbay senang memperhatikan Kakaknya mewarnai. Kadang-kadang pun ia suka ikut melihat channel di youtube tentang cara mewarnai dengan menggunakan krayon. Saat ini Mbay memang belum sekolah TK, namun Mamaknya berharap dengan masuk TK Mbay semakin terlatih lagi untuk menggambar yang lebuh baik lagi.

Semua Anak adalah Bintang #3

Mbay sangat senang bermain dengan adiknya, Dedey, walaupun ujung-ujungnya kadang mereka suka berantem juga. Saat kemarin Kami sekeluarga berjalan-jalan ke salah satu toko mainan, Mamak melihat ada banyak mainan lego yang lagi sale. Spontan Mamak mengajak Ayah dan anak-anak untuk memilih mainan lego. Ada sebuah lego yang ternyata diincar oleh Dedey, yakni lego kereta api. Dedey langsung memeluk legonya. Mbay dengan santainya berkata, "Dey itu mainan untuk anak enam tahun. Tu lihat ada angka enamnya."

Mbay memang sudah hapal beberapa huruf dan angka, dan memang benar di bungkus lego tersebut ada tulisan 6+ yang artinya mainan itu adalah untuk anak yang berumur diatas 6 tahun. Dedey yang keinginannya sangat kuat jelas tidak mau menyerahkan lego tersebut. Mbay pun yang merasa benar dengan keukeuhnya bilang, "Itu bukan mainan buat Dedey", dan tentu saja ujung-ujungnya mereka perang mulut.

Mbay memang tipe orang yang mau mempertahankan pendapatnya karena dia merasa benar. Apalagi dengan fakta bahwa ada tulisan 6+ di kardus lego, itu menambah keyakinan dia bahwa dia benar. Sayangnya, keyakinan tersebut belum dibarengi dengan empati bahwa adiknya menginginkan mainan seperti itu. Akhirnya Mamaknya jugalah yang menawarkan mainan lain yang lebih cocok untuk anak 3+.

Semua Anak adalah Bintang #1

Tadi siang Mamak membelikan anak-anaknya buku kreativitas. Kakak mendapatkan buku mewarnai, Mbay mendapatkan buku menggunting dan menempel, sedangkan Dedey mendapatkan buku mencari jejak.

Mbay (4 tahun 3 bulan) sangat antusias dengan buku barunya. Dia langsung menggunting dan mencoba menempel kembali dengan susunan yang seharusnya. Awalnya dia agak kesulitan memisahkan bagian yang harus ditempel dari buku, dan Mamaknya lah yang dimintai tolong untuk menggunting. Mbay kebagian menggunting bagian-bagian yang harus digunting, kemudian menempelkannya. Lama kelamaan Mbay semakin mahir dan tak perlu bantuan Mamaknya untuk melepaskan bagian yang harus digunting dari buku.

Halaman pertama yang digunting oleh Mbay adalah gambar sebuah pizza. Mbay bertugas menggunting topping-topping pizza yang terdiri atas daging pepperoni, jamur, dan keju. Awalnya Mbay menggunting agak kurang rapi, namun lama kelamaan Mbay menggunting semakin rapi. Dedey pun tidak mau kalah dan ingin membantu Mbay nya menempel-nempel topping pizza.


Semua Anak adalah Bintang #2

Mbay (4 tahun 3 bulan) merupakan anak yang cenderung rapi. Saking rapinya, Mbay terkesan lamban untuk menyelesaikan sesuatu. Seperti yang terjadi pagi ini, Mbay lagi asyik mewarnai gambar, Ayah memanggil Mamak untuk segera berangkat ke pasar. Tentu saja Mbay pengen ikut, dan berkata, "Tunggu Mak, Mbay pengen ikut."
Dengan spontan Mamaknya berkata,"Ayo cepet Mbay, ambil jaketnya, Ayah udah ngajak berangkat tu."
Bukannya segera mengambil jaket, Mbay malah mengembalikan krayon-krayonnya dan menyusunnya dengan rapi. Mamaknya yang mulai tidak sabar pun memulai omelannya, "Nanti aja Mbay kita beresin pulangnya."
"Hwaaaaaaaa", Mbay pun mulai menangis.
"Mbay teh mau beresin krayon dulu, nanti krayon Mbay hilang dimainin Dedey."


Yah begitulah Mbay, sangat rapi dan mengerjakan sesuatu harus sesuai dengan step-stepnya.