Sabtu, 25 Agustus 2018

Membangun karakter anak melalui dongeng #2

Hari ini anak-anak agak rewal, apalagi Dedey yang tantrum antara pengen tidur dan main. Malamnya juga dia malah main tablet. Akhirnya daripada anak-anak main gadget, Mamak mengajak mereka mendengarkan dongeng. Setelah perjuangan yang cukup panjang akhirnya Dedey mau juga duduk di atas karpet sambil bersiap mendengar dongeng.

"Siapa yang mau dengar cerita ya?" Ujar Mamak. Ternyata yang tunjuk tangan hanya Mbay.
"O..yang lain sudah ngantuk ya? Silakan cuci kaki, gosok gigi gigi lalu tidur."
Kakak dan Mbay senyum senyum sambil manyun.
Mamak mengulangi lagi pertanyaan, "Siapa yang mau dengar cerita ya?" Kali ini Kakak ikut tunjuk tangan.
"Kalau gitu kita ceritanya bisik-bisik aja ya."
Dedey pun senyum-senyum sambil ngambek karena Mamaknya cerita pada Kakak dan Mbay sambil bisik-bisik.
"Dedey mau denger cerita juga?"
"Iya," ujarnya.

Cerita kali ini tentang seekor hiu yang tinggal di dasar laut. Suatu hari dia berenang ke permukaan laut dan melihat seekor burung elang yang terbang tinggi. Lalu dia berbicara pada burung elang betapa beruntung dan bahagianya burung elang itu karena dia bisa melihat pemandangan yang sangat indah dari atas. Burung elang pun menjawab bahwa pemandangan di atas biasa-biasa saja sambil menceritakan bahwa dia bisa melihat aliran sungai, gunung-gunung yang sangat tinggi dan rumah penduduk yang banyak. Dia malah penasaran dengan pemandangan di dalam laut. Warnanya hanya biru, tapi dari apa yang diobrolkan oleh orang-orang di dalam sungguh indah. Hiu pun memgatakan bahwa di dalam sana memang banyak terumbu karang, ikan berwarna warni, dan macam-macam ikan lain. Hiu mengatakan bahwa ia ingin bisa terbang, begitu pula dengan elang, dia ingin bisa menyelam di laut.

Datanglah seekor kelinci yang sedari tadi mendengar percakapan mereka.
"Hei hiu, bagaimana kau bisa terbang, sedangkan kau saja tak punya sayap. Jangankan sayap, coba kau dongakkan kepalamu beberapa menit saja, mungkin kau sudah mati."
"Kau juga burung, memangnya kau punya sirip untuk berenang. Coba kau masukkan kepalamu ke dalam air beberapa menit saja, mungkin kau tak bisa bernapas"
Hiu dan elang memikirkan perkataan kelinci dan mengangguk-angguk setuju.

"Dari cerita tadi moralnya adalah Allah sudah memberi kita masing-masimg kelebihan dan kita kita harus menggunakan dengan sebaik- baiknya"
"Allah memberi kita mulut, untuk apa? Untuk marahin adik-adik bukan?" Ujar Mamak kepada kakak yang gemar marah-marah sama adiknya.
"Bukan," sahutnya sambil senyum-senyum.
"Jadi mulut buat buat apa?"
"Buat makan, ngomong yang baik-baik," ujar Kakak.
"Kalau tangan boleh buat mukul ga Dey?" Tanya Mamak pada Dedey yang suka mukul-mukul.
Dedey pun menggeleng.
"Jadi tangan buat apa dey?"
"Buat makan, bantuin Mamak,"
"Iya Allah sudah memberijan kita anggota tubuh dan harus kita pakai untuk yang baik-baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar